Membangun Komunikasi Efektif Pembelajaran Seni Rupa SD Kelas 1
Daftar Isi
Membangun Komunikasi Efektif Pembelajaran Seni Rupa SD Kelas 1 - Halo sahabat guru merdeka, setelah kita membahas mengenai Anjuran Kegiatan pembelajaran seni rupa, kali ini kita akan membahas mengenai Membangun Komunikasi Efektif Pembelajaran Seni Rupa SD Kelas 1. Bagaimana cara membangun komunikasi efektif pada Kegiatan Pembelajaran Seni Rupa Kelas 1? Yuk Kita bahas bersama-sama
Membangun Komunikasi Efektif Pembelajaran Seni Rupa
1) Kesadaran Berbahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting dalam setiap pembelajaran, baik
secara lisan, tulisan maupun sikap tubuh (gesture). Meskipun buku ini menggunakan
Bahasa Indonesia, namun guru diperkenankan untuk menggunakan padanan dalam
bahasa asing atau bahasa daerah masing-masing yang sekiranya dapat membantu
pemahaman siswa.
Kesadaran berbahasa berarti memahami kemungkinan tantangan dan peluang
yang mungkin timbul dalam kegiatan berbahasa pada suatu pembelajaran seperti
kesulitan yang mungkin timbul karena siswa baru pertama kali mendengar kosa
kata tertentu atau belum pernah melihat atau mengalaminya secara konkrit. Guru
tidak harus selalu menggunakan kamus untuk mengajarkan suatu kosa kata tertentu
sebelum memulai pelajaran. Guru dianjurkan untuk menggunakan gambar atau
contoh nyata di sekitar. Misalnya, “Lihatlah baju saya berwarna jingga. Apa benda
berwarna jingga lainnya yang kamu ketahui?”
Guru juga dapat meminta siswa membuat peta pemikiran (mind maps)
atau mendiskusikan kata-kata atau kalimat tertentu dan membantu mereka
mendapatkan pemahaman melalui teks, audio atau video. Bahasa yang digunakan
dalam pembelajaran Seni Rupa adalah Bahasa Indonesia yang baku serta
mempertimbangkan usia dan kemampuan siswa.
Misalnya, menggunakan bahasa yang sederhana, dengan instruksi yang tidak
terlalu panjang dan hanya memuat tidak lebih dari 3 kosa kata seni rupa dalam satu
kegiatan pembelajaran untuk Siswa Fase A. Contoh : “Gunting kertas ini menjadi dua
bagian.”, “Tempel potongan kertas ini pada buku.”, “Lem kertas ini pada garis terluar
sekeliling bentuk.
2) Membiasakan Bicara
Banyak siswa, bahkan orang dewasa termasuk guru, tidak terbiasa atau tidak merasa
nyaman untuk berbicara di depan orang banyak. Untuk membiasakannya, dapat
dilakukan strategi membuat pasangan bicara. Siswa akan berbicara dengan teman
terdekatnya, berhadapan satu dengan satu (one on one). Metode pasangan bicara
ini dapat membantu siswa membangun kepercayaan diri dan mengalami rasanya
berkomunikasi dengan berbagai jenis orang yang berbeda sebelum akhirnya
berbicara untuk lingkup yang lebih luas seperti kelompok/kelas.
Salah satu teknik yang efektif adalah “Berpikir, Berpasangan dan Berbagi” (Think,
Pair, Share) dimana siswa diberi kesempatan untuk memikirkan sebuah pertanyaan
kemudian ia membicarakannya dengan pasangan bicaranya, lalu mereka berdua
akan berbagi ide mereka dengan kelompok kecil atau seluruh kelas.
Perbedaan pendapat harus selalu merupakan ajang untuk bertukar informasi.
Guru terlebih dulu menyadari sehingga dapat menanamkan pengertian pada siswa
bahwa Umpan Balik (Feedback) adalah informasi yang netral. Perbedaan pendapat
bukanlah sumber konflik, melainkan sarana untuk menggali ide, memandang
sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan media untuk menyampaikan
pendapat dengan dasar yang kuat.
Misalnya, siswa dapat saling menyatakan apa yang membuat mereka menyukai
suatu karya dan tidak menyukai suatu karya yang dibuat pasangan bicaranya.
Mereka saling menyatakan apa yang menurut mereka paling menarik, apa yang
mungkin dapat dibuat berbeda atau lebih baik atau kelebihan apa yang sebaiknya
dipertahankan dan dikembangkan
Guru dianjurkan untuk membuat 1-3 pertanyaan esensial yang harus digunakan
untuk diskusi, misalnya :
- Bagaimana kamu mendapatkan ide karyamu?
- Bagaimana cara kamu mengerjakannya? (dapat ditambahkan : apa bahannya? Berapa lama waktu pengerjaannya?)
- Apakah kamu menyukai karyamu? Apakah ada bagian yang ingin kamu perbaiki? Mengapa kamu ingin memperbaikinya?
3) Membiasakan Bertanya
Pertanyaan seorang siswa memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran. Pertanyaan merupakan sumber potensial untuk mengembangkan
pembelajaran dan dapat menjadi informasi atau indikator pemahaman siswa
terhadap pembelajaran yang berlangsung. Bertanya adalah salah satu keterampilan
memproses pemikiran yang secara struktur menyatu dengan bernalar kritis,
bernalar kreatif dan penyelesaian masalah.
Ketika seorang siswa mengajukan pertanyaan, ajak siswa lainnya untuk menjawab
pertanyaan tersebut alih-alih guru yang menjawabnya. Berikan waktu lebih untuk
Siswa menjawab pertanyaan yang membutuhkan pemikiran yang lebih dalam.
Bertanya satu pertanyaan dalam satu waktu. Selalu gunakan pertanyaan yang
jawabannya terbuka dan memungkinkan hubungan dengan pertanyaan lain (open
ended questions) dan hindari pertanyaan mengarahkan yang jawabannya tertutup
hanya Ya atau Tidak. Anda dapat menggunakan prinsip 5W 1H untuk membuat
pertanyaan : What (Apa), When (Kapan), Where (Dimana), Who (Siapa) dan Why
(Mengapa).
Untuk mengantisipasi siswa yang sungkan atau malu bertanya secara lisan, anda
dapat menyediakan beberapa alternatif sebagai berikut:
- Siswa menuliskan pertanyaannya di secarik kertas dan menempelkannya di papan atau dinding kelas. Sediakan waktu untuk mendiskusikannya di akhir kelas. Selalu ucapkan terima kasih dan berikan penghargaan bagi mereka yang sudah menempelkan pertanyaan.
- Siswa juga dapat menuliskan pertanyaan mereka dan memasukkannya dalam wadah yang anda sediakan, misalnya boks atau kaleng bekas. Tinjau dan bahas pertanyaan yang ada secara berkala. Anda dapat menggunakan pertanyaan yang masuk untuk perencanaan pembelajaran anda selanjutnya.
- Contohkan pada siswa bagaimana cara bertanya yang bermakna. Guru dapat menggunakan pertanyaan esensial yang telah disediakan di halaman berikut.
- Siswa di kelas yang lebih tinggi (biasanya mulai dari fase B dan C) dapat diajak untuk membuat tulisan kritik seni rupa dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan esensial yang diberikan guru. Mereka hanya akan menuliskan jawaban dari pertanyaannya dalam kalimat yang utuh dan lengkap. Siswa tidak perlu menuliskan pertanyaannya. Guru dapat menghubungkan kegiatan kritik seni rupa ini dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ajak siswa untuk menggunakan huruf kapital dan tanda baca yang benar dan tepat.
Contoh Daftar Pertanyaan Esensial Untuk Bahas Diskusi Pada Umumnya Untuk Semua Fase
- Apa judul karyamu?
- Apakah yang paling kamu sukai dari karyamu? Kenapa kamu menyukainya?
- Darimana kamu mendapatkan idemu? Apa atau siapa yang menjadi inspirasimu?
- Bagaimana cara kamu membuatnya?
- Apa yang membedakan karyamu dengan karya orang lain?
- Apa yang menjadi fokus atau tema utama karyamu?
- Bagian mana yang terasa paling mudah dalam proses pembuatan karyamu?
- Bagian mana yang terasa sulit?
- Bagaimana strategimu untuk mengatasi kesulitan tersebut? Apa yang kamu rasakan setelah kamu berhasil mengatasi bagian yang tersulit dalam proses berkaryamu?
- Bagaimana perasaanmu setelah menyelesaikan karya ini sampai tuntas?
- Jika ada kesempatannya, apakah ada bagian dari karyamu yang ingin kamu ubah? Mengapa?
- Bagaimana pendapatmu tentang subjek lukisan ini?
- Kira-kira apa yang dialami atau dipikirkan senimannya saat ia membuat karya ini?
- Apa yang bisa dianggap sebagai keberhasilan dari karya ini? Apa yang belum?
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai cara Membangun Komunikasi Efektif Pembelajaran Seni Rupa SD Kelas 1 yang dapat kuncijawaban.id bagikan untuk sahabat guru semuanya. Semoga bermanfaat!
Posting Komentar